Friday, August 28, 2009

Antara Sholat , Rizki dan Ikhlas!

Sudah beberapa hari ini saya memperhatikan para pemulung pada saat berangkat ke mesjid untuk sholat subuh. Sebelum adzan berkumandang mereka sudah bekerja berkeliling mencari barang-barang bekas dan plastik-plastik dari sekitar perumahan pendduduk. Kadang saya bertanya-tanya apakah mereka itu muslim atau bukan ya? Kalau mereka muslim apakah mereka tidak mengerjakan sholat subuh?

Kadang-kadang hati saya berprasangka buruk pada mereka, kebetulan beberapa hari yang lalu penutup got depan rumah dan tutup tempat sampah yang terbuat dari besi hilang? Kejadiannya adalah pada saat subuh, ketika saya berangkat ke mesjid kedua barang tersebut masih ada dan hilang pada saat saya pulang dari mesjid. Memang lumayan sih besinya kalo ditimbang ada kurang lebih 20 kg!

Akhirnya pada suatu hari saya bertanya kepada salah satu dari mereka yang sudah tua, "Apakah bapak tidak sholat subuh?"
"Sudah pak, tadi sebelum berangkat"...Nah lho!
"Kok bapak sholat subuh sebelum waktunya....sholatnya nggak sah pak, adzan subuh saja belum terdengar!" tegas saya.
"Engkong dulu ngajarinnya begitu...kita liat bintang aja...kalo sudah ada kita boleh sholat! malah zaman engkong dulu kita sahur aja jam 11 malam!".
"Oh begitu ya" ujar saya sambil mengerutkan dahi.
"Abis kalo nggak gitu ntar nggak kebagian Pak...keburu kehabisan ama yang lain".
Nah, ini rupanya jawaban yang lebih masuk akal...karena takut tidak kebagian rizki...takut kehabisan sehingga sholat subuh sebelum waktunya...bahkan mungkin saja ada yang tidak sholat.

Akhirnya sambil berjalan saya merenung...mungkinkah hal itu juga terjadi pada diri sendiri...bahwa sholat kita ternyata tidak ikhlas! Kita sholat tepat waktu karena atasan, karena teman, atau supaya kalau sudah sholat bisa leluasa nonton acara TV favorit, dan alasan-alasan lainnya. Ternyata kita sholat belum murni ikhlas karena Allah Subhana wa ta'ala!

Bahkan mungkin alasan bapak pemulung tadi lebih baik dari alasan kita...mereka berbuat demikian karena tuntutan mencari nafkah untuk anak-anak dan istrinya ditengah persaingan dunia para pemulung yang keras!

Astaghfirullah! Allahuma a'ina 'ala dzikrika wasyukrika wahusni 'ibadatika.

No comments:

Post a Comment